Thursday, September 20, 2012

Bebaskan Indonesia dari Baby Smoker


Dalam menghadapi perihal rokok, Pemerintah ibarat disajikan Buah Simalakama. Jika peredaran rokok dilarang, maka Pemerintah akan menghadapi demo besar-besaran dari petani tembakau, produsen rokok, juga para buruh pabrik rokok. Namun, jika peredaran rokok tidak dibatasi atau bahkan cenderung dihapuskan, maka angka kesehatan di Indonesia akan semakin menurun. Yang berarti bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) pun ikut menurun. Kesehatan memang bukan segala-galanya, tapi tanpa kesehatan, kita tidak dapat melakukan apa-apa.
Namun sepertinya dilema Pemerintah harus segera dihentikan dengan mengambil tindakan yang nyata. Memang, menurut Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Nursila Dewi, komitmen Pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah perokok sudah baik, namun penegakan hukumnya belum tegas. Melalui laman VOA Indonesia, Iswandi Morbas dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa di negara maju seperti  Amerika, iklan rokok di televisi sudah dikurangi dan cenderung tidak ada. Iklan-iklan di luar ruangan pun demikian, sangat diabatasi. Bagaimana dengan Indonesia?
Jelas sekali bahwa Pemerintah memang belum memiliki langkah yang nyata dalam mengurangi rokok. Selain masih gencarnya iklan rokok di televisi, juga baliho-baliho raksasa di segala penjuru negeri, harga rokok di Indonesia pun sangat murah. Tak ayal jika Indonesia menjadi surganya perokok. Dari laman metrotvnews.com, diketahui bahwa harga rokok di Indonesia berkisar seharga Rp10 ribu-an. Sementara di beberapa negara ASEAN seperti Singapura dan Brunei sudah mencapai Rp60 ribu-an. Bahkan di Amerika bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Hal ini dilakukan untuk membatasi konsumsi rokok, terutama anak-anak.
 Hati Anda pasti akan semakin miris jika mengetahui bahwa Indonesia dinobatkan sebagai satu-satunya negara di dunia dengan baby smoker atau perokok anak. Kita semua tahu bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Kita semua juga tahu bahwa rokok menjadi akar berbagai penyakit yang dapat menurunkan produktivitas perokok, baik aktif maupun pasif. Berdasarkan data Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menunjukkan selama tahun 2008 hingga 2012 jumlah perokok anak dibawah umur 10 tahun di Indonesia mencapai 239.000 orang. Sedangkan jumlah perokok anak antara usia 10 hingga 14 tahun mencapai 1,2 juta orang. Saya sangat tercengang saat membaca data tersebut di laman VOAIndonesia.
Perlahan tapi pasti, beberapa daerah memang sudah menunjukkan keseriusannya dalam membatasi rokok. Seperti upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo, yaitu dengan merekrut sejumlah pemuda-pemudi menjadi Satgas Muda Anti Rokok yang mencapai 100 personil. Pemkot Solo juga menunjukkan keseriusannya melalui pembangunan Klinik Berhenti Merokok di sejumlah Puskesmas di kota Solo. Masih dari laman VOA Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan kota Solo, Siti Wahyuningsih, menyatakan keseriusannya dalam mengurangi paparan rokok di Solo dengan membatasi pemasangan reklame rokok di wilayahnya.
Ulasan tentang rokok pasti akan menuai pro dan kontra bagi para pembacanya. Berbagai pertanyaan bagi pecinta rokok yang sebenarnya cenderung pembelaan diri adalah bagaimana dengan nasib petani tembakau? Disusul kemudian dengan pertanyaan nasib buruh pabrik rokok dan pailit bagi para produsen rokok. Belum lagi dengan pengurangan pemasukan pajak serta bea-cukai Negara jikalau perusahaan rokok ditutup.
Secara teoritis, tentu karena saya tidak memiliki cukup power untuk merealisasikannya, saya berharap terdapat kerja sama berbagai pihak terkait kebijakan pengurangan rokok. Masalah pertama adalah nasib petani tembakau. Setidaknya, LIPI dan Pemerintah dapat melakukan penelitian serta sosialisasi terkait manfaat tembakau selain digunakan sebagai bahan dasar rokok. Sehingga demo petani tembakau terhadap regulasi anti rokok dapat ditekan. Setidaknya telah diketahui 10 Manfaat Tembakau yang saya dapatkan dari laman tahukahkamu.com. Saya akan mengulas beberapa hal berkaitan dengan hal tersebut.
1.    Obat Kanker
Menurut DR Arief Budi Witarto MEng, peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan bahwa tembakau dapat menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker. Selain untuk protein antikanker, GSCF, bisa juga untuk menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak. Tembakau juga mengandung sumber protein yang dapat menstimulasi antibodi terhadap human papilloma virus (HPV), yang menjadi penyebab kanker mulut rahim.
2.    Obat Diabetes dan Kekebalan Tubuh
Para ilmuwan berhasil menggunakan tembakau yang dimodifikasi secara genetik untuk memproduksi obat diabetes dan kekebalan tubuh. Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal BMC Biotechnology, awal Maret 2011.
3.    Anti Radang
Profesor Mario Pezzotti dari Universitas Verona memimpin sebuah proyek bertajuk “Pharma-Planta”. Mereka membuat tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh agar aktif.
4.    Insektisida
Manfaat lain adalah menggunakannya sebagai insektisida alamai. Nikotin yang terkandung merupakan neurotoxin yang sangat ampuh untuk serangga.
5.    Pemelihara Kesehatan Ternak
Ekstrak tembakau (nikotin 1,68%) mempunyai potensi untuk membasmi cacing H. contortus. Sebagai akibatnya hasil pengobatan akan memberikan keuntungan bagi para pemelihara ternak, sebab kesehatan ternak tersebut makin baik.
6.    Pembersih Embun
Tembakau bisa juga digunakan untuk menghilangkan “embun” pada kaca dalam mobil pada waktu hujan dengan cara menggosokkan tembakau pada kaca tersebut.
7.    Biofuel
Baru-baru ini, para peneliti dari Laboratorium Bioteknologi Universitas Thomas Jefferson telah mengidentifikasi beberapa teknik untuk meningkatkan kadar minyak nabati dalam daun tanaman tembakau, hal tersebut merupakan langkah awal dalam memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan biofuel. Hasil penelitian mereka ini kemudian dipublikasikan di Jurnal Plant Biotechnology. Menurut Vyacheslav Andrianov, Ph.D., asisten profesor di bidang Biologi Kanker di Lab. Jefferson Medical College of Thomas Jefferson University, tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada produk pertanian lainnya.
Selanjutnya, Perusahaan rokok dapat memilih mengolah salah satu manfaat tembakau tersebut. Dengan demikian, perusahaan tidak akan pailit dan nasib buruh pabrik rokok pun terjamin. Pajak bagi Negara tetap ada.
Sedikit sumbangsih saya dalam mengolah dan menyajikan Buah Simalaka terkait rokok. Saya yang terbatas ilmu namun bermimpi untuk mendapatkan hak saya dalam menghirup udara segar bebas asap rokok mengupayakan dengan blogging. Walaupun mungkin masih jauh dari saran yang membangun. Jikalau para blogger memiliki saran yang lain, bisa meninggalkan jejak di laman saya. Semoga, semakin banyak yang peduli tentang problem yang dilematis saat ini. Fighting!!! :D

Sumber:
1.    Perokok Anak di Bawah 10 tahun di Indonesia Capai 239.000 orang. http://www.voaindonesia.com/content/perokok-anak-di-bawah-10-tahun-di-indonesia-capai-239000-orang/727311.html
4.    Harga Rokok terlalu Murah, Indonesia Jadi Surga Perokok. http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/09/12/105755/-Harga-Rokok-terlalu-Murah-Indonesia-Jadi-Surga-Perokok-/2
5.    10 Manfaat Tembakau Selain Sebagai Bahan Rokok. http://www.tahukahkamu.com/2011/12/10-manfaat-tembakau-selain-sebagai.html