Friday, October 12, 2012

PLN untuk Karimunjawa

Karimunjawa memiliki sejuta pesona wisata yang tidak hanya terdiri dari wisata bahari, tetapi didukung oleh wisata budaya serta flora dan fauna.
Karimunjawa ibaratnya "Miniatur Tanah Air" yang terdiri dari beragam suku terdiri suku Jawa, Bugis, Madura, Bajo, Buton, Makasar, dan lain-lain. Beragamnya suku di Karimunjawa menjanjikan wisata budaya seperti rumah-rumah adat, juga atraksi seni dan budaya seperti reog (kuda lumping), gamelan Jawa, rebana, dan pencak silat, masih rutin ditampilkan. Selain itu, kegiatan masyarakat setempat, seperti pelepasan penyu, upacara pelepasan perahu, dan khoul sunan Nyamplungan (peringatan satu Suro) juga menjadi agenda yang rutin digelar. Bagi pecinta kuliner, Karimunjawa juga memiliki daya tarik makanan khas suku Bugis, juga olahan ikan berupa gadon ikan, botok ikan, garang asem, pelas kepiting, telur petis, lontong, mie rumput laut, rujak, sarang burung, kue zebra,dan lain-lain.
         Tempat wisata yang bisa dikunjungi misalnya Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, Tanjung Gelam, Legon Lele, Genting, Kembar, Parang, Cemara dan Krakal. Wisata bahari seperti berlayar, selancar air, ski air, berenang, berjemur di pantai pasir putih, snorkeling, diving. Juga kita bisa berkemah, wisata budaya, serta hiking pengamatan rusa dan burung.Nama Karimunjawa berasal dari zaman Sunan Muria yaitu salah satu tokoh penyebar Agama Islam. Sunan Muria melihat pulau-pulau di Karimunjawa sangat samar dari Pulau Jawa (kremun-kremun soko Jowo). Peninggalan-peninggalan Sunan Nyamplungan/Amir Hasan (anak dari Sunan Muria) seperti ikan lele (Clarias meladerma) tanpa patil, makam Nyamplungan, kayu dewodaru, sentigi, kalimosodo, dan ular edhor, dikeramatkan oleh penduduk Karimunjawa. 
          Lengkap bukan? Akan tetapi itu semua kurang didukung oleh ketersediaan listrik di Kepulauan Karimunjawa. Selama ini, kepulauan destinasi wisata tersebut bergantung pada diesel yang jensetnya pun hanya satu buah bertenaga 500 KPA tanpa cadangan. Saat ini, terdapat enam unit pelayanan yakni di Pulau Karimunjawa, Kemujan, Nyamuk, Parang, Genting dan di Dukuh Nyamplungan. Masing-masing (unit pelayanan) sudah ada pelayanan listrik dengan tenaga diesel. Untuk di Kota (Pulau Karimunjawa), layanan listrik dari jam 06.00 sore sampai jam 06.00 pagi. Di lima unit lain baru enam jam, jam 06.00 sore sampai jam 11.30 malam. Jelas hal ini mengurangi produktivitas masyarakat juga potensi wisata Karimunjawa.
            Masalah listrik semakin menyerang Karimunjawa sejak diterbitkannya Perpres no 15 tahun 2012, Karimunjawa tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi. Akibatnya, masyarakat harus membeli solar industri dengan harga tinggi. Selain berat di harga solar, jenset yang hanya terdapat 1 buah ibaratnya seperti bom waktu. Jika suatu saat rusak, maka tidak ada cadangan lagi. Seperti yang pernah dialami pertengahan september lalu, tiga hari tiga malam tak ada listrik menyala karena mesin rusak.
         Terlepas dari potensi wisata Karimunjawa, patut diingat, begitu vitalnya kebutuhan listrik bagi publik, negara membuat UU yang mewajibkan PLN memenuhi hak tiap warga negara sebagai konsumen. Amanat ini tertuang dalam Pasal 29 Ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 2009.
Bertepatan dengan momen peningkatan managemen PT. PLN (Persero) terlebih Good Corporate Governance (GCG), maka saatnya kita menyuarakan dan mendukung warga Karimunjawa untuk mendapatkan pasokan listrik dari PLN. Wacana oleh Pemerintah provinsi Jawa Tengah akan membangun kabel bawah laut untuk mengalirkan listrik ke Pulau Karimunjawa. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono mengatakan saat ini sedang dalam tahap Detail Engineering Design (DED). Pelaksanaan DED setidaknya membutuhkan waktu satu tahun untuk mempelajari potensinya serta perilaku arus laut. Mengacu pada pengaliran listrik melalui kabel bawah laut di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, biaya pembangunan untuk ke Karimun Jawa akan lebih besar. Jarak Karimunjawa dengan Jepara 90 km. Jakarta ke pulau seribu yang jaraknya hanya setengahnya saja memakan biaya Rp 30 miliar secara keseluruhan.
       Atau mungkin PLN bisa menggunakan energi alternatif seperti dikutip dari Kholid Akhmad dan Andhika Prastawa terkait Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) "Solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah terpencil" pada Jurnal Dialog Kebijakan Publik "Menyoal Rencana Kebijakan Pengendalian Subsidi BBM" ISSN: 1979-3499 edisi 1 April 2011.
      PLTH adalah sistem pembangkit listrik yang menggabungkan pembangkit listrik konvensional dengan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kehandalan sistem dan menurunkan biaya operasional. Sistem ini sangat cocok diterapkan di daerah terpencil pada komunitas penduduk yang padat dan terkonsentrasi, serta mampu dioperasikan selama 24 jam. Dengan menerapkan sistem PLTH, maka rugi-rugi energi listrik dapat dihindari. Energi baru dan terbarukan (EBT) berasal dari sumber yang cukup melimpah di tanah air, khususnya tenaga surya dan angin. Sistem PLTH telah banyak diterapkan di beberapa wilayah Indonesia yang jauh dari fasilitas listrik. Dan, mungkin bisa diterapkan pula di Karimunjawa. Sebelum wacana kabel bawah laut yang didukung oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, muncul wacana untuk penyediaan energi listrik di Karimunjawa dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hanya saja, rencana tersebut belum diketahui kepastiannya meskipun PT PLN Area Pelayanan Jaringan Kudus sudah melakukan survei di Pulau Karimunjawa. Semoga PT PLN (Persero) dapat segera memberikan kepastian untuk pasokan listrik di Karimunjawa.


*Dedikasi bentuk terima kasih saya untuk warga dan pemerintahan Kepulauan Karimunjawa serta Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) atas kerja sama yang luar biasa sehingga Kuliah Kerja Praktek (KKP) kami (mahasiswa Gizi Masyarakat dan Sains Komuniasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor) berjalan dengan lancar.
*Semoga tulisan "PLN untuk Karimunjawa" dapat sedikit berkontribusi pada pelaksanaan penyediaan listrik dari PLN.
*Bagi sobat yang ingin mendukung "PLN untuk Karimunjawa" silakan berikan komentar di bawah ini. Semoga bermanfaat. Terima Kasih.


 

Sumber:
Hanifa A, Ruslan H. 2012. Tak ada listrik, Karimunjawa kritis. http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/12/08/24/m99nsh-tak-ada-listrik-karimunjawa-kritis [13 Okt 2012]
Briliantono E. 2012. Kepualaun Karimunjawa segera teraliri listrik PLN. http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2012/10/kepulauan-karimunjawa-segera-teraliri-listrik-pln/ [13 Okt 2012]